Tuesday, November 11, 2008

Sejarah Candlestick

Pada tahun 1500-1600, Jepang merupakan negara yang dipenuhi peperangan antara "daimyo"(yang berarti tuan feodal) yang satu dengan "daimyo" yang lain untuk saling mempereburkan wilayah yang berdekatan, jaman ini disebut "Sengoku Jidai".

Pada awal tahun 1600an, muncul 3 orang Jenderal yang luar biasa yang bernama NOBUNAGA ODA, HIDEYOSHI TOYOTOMI, dan LEYASU TOKUGAWA yang berhasil menyatukan Jepang selama 40 tahun kedepan. Ketiga jendela inilah yang paling berperan dalam menyatukan Jepang. Tokugawa adalah Jenderal terakhir dari ketiga Jenderal hebat ini kemudian menjadi "Shogun" yang memerintah negara Jepang dari tahun 1615-1867 yang dikenal dengan era "Tokugawa Shogunate". Pada era ini perekonomian agraris berkembang pesat.

Dalam masa kepemimpinannya, strategi kemiliteran yang diterapkannya membuat Jepang selama berabad-abad telah menjadi bagian awal dalm terminologi Candlestick. Jadi tidaklah mengherankan dalam candlestick muncul istilah "three white soldier pattern", "counter attack lines", dan sebaginya.

Adalah Munehisa Homma(1724-1803) anak terbungsu dari seorang saudagar kaya di Jepang. Homma memulai kegiatan berdagang beras di perdagangan lokal dekat kota pelabuhan yang bernama Sakata, yang merupakan area pusat untuk mengumpulkan dan mendistribusikan beras. Dengan modal pengetahuannya Homma terjun ke dalam transaksi perdagangan beras terbesar di Osaka yaitu di Dojima dan memulai transaksi perdagangan berasnya hingga dia menjadi populer di masa depan. Kekuasaan Homma sangat mempengaruhi harga pasaran beras, ia mengumpulkan laporan cuaca tahunan dan menganalisa transaksi perdagangan beras di Yodoya(perdagangan beras Dojima di Osaka) demi mempelajari psikologi para investor. Bahkan ia juga menempatkan para pekerjanya di atap dengan bendera untuk mengirim signal perdagangan dari Osaka hingga Sakata. Dengan ketekunan dan keteladann Homma, ia berhasil ,endominasi perdagangan di Osaka. Setelah itu Homma mulai mengembangkan saypnya dengan berdagang di pasar regional Edo(dikenal dengan nama Tokyo). Disini keuntungan Homma menjadi 100 kali lipat berturut-turut. Kemudian Homma menjadi konsultan bagi pemerintah dan diberi gelar Samurai. Ia meninggal pada tahun 1803. Sebelum meninggal Homma menulis sebuah buku yang diperkirakan ditulis pada 1700an(Sakata Senho dan Soba Sani No Den) yang menceritakan tentang prinsip berdagang yang mempengaruhi metodologi Candlestick di Jepang dan hingga sekarang telah menjadi metode paling populer dalam transaksi bursa melalui pendekatan analisa teknikal.

0 comments: